Menanti Fase Baru Hubungan Turki - Israel


Turki. Satu-satunya negara yang mengecam keras tindakan Israel, yang membunuh lebih 1500 penduduk Palestina dan melukai lebih 5000 orang, Desember 2008. Kecaman keras itu disuarakan langsung oleh Perdana Menteri Recep Thayyib Erdogan.

Tidak hanya itu. Berkali-kali Turki mengecam tindakan Israel. Termasuk ketika Israel mengklain masjid Ibrahimi dan Bilal bin Rabah sebagai situs Yahudi, dan mendirikan sinagog sebagai upaya yahudisasi Al-Quds.

Erdogan pernah pula menegaskan keberpihakannya pada Palestina dalam sebuah pertemuan dengan delegasi wartawan Palestina, Ahad (7/3): "Luka kalian adalah luka kami. Sekarang adalah saatnya menyembuhkan luka tersebut."

Terakhir, Turki menghimbau untuk menggalang solidaritas terhadap Al-Quds di KTT Arab. Ia juga mengingatkan, keberhasilan Israel itu bisa membuat ia leluasa menguasai kawasan. Bukan hanya perluasan jajahan dan pemukiman tapi juga Israel sebagai ujung proyek hegemoni barat; pelindung hakiki negara Israel. Jika Israel menguasai semua kawasan, tak seorang pun selamat dari bahaya, bukan saja dunia Arab, tapi juga Turki dan Iran. Sebab dalam hal ini Al-Quds bukan saja kota Palestina biasa yang sudah diyahudikan, tapi ia simbol dunia Islam seluruhnya.

Menteri Luar Negeri Israel yang juga tokoh garis keras dari Partai Yisraeli Beiteinu, Avigdor Lieberman, sangat jengkel dengan Erdogan, dan mengancam dengan akhir hubungan Turki - Israel. "Kehancuran hubungan dalam dalam dekade ini antara Israel dan Turki", ucap Lieberman.

Dalam sebuah wawancara dengan situs Yedeot Aharonot, kemarin, Lieberman juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan sedikit demi sedikit sedang berubah menjadi seperti pemimpin Libya Muammar Gaddafi dan Presiden Venezuela Hugo Chavez dalam sikapnya terhadap entitas Zionis.

Pernyataan itu langsung direaksi oleh Turki. Kementerian Luar Negeri Turki , Selasa malam (6/4), dalam pernyataan resminya mengatakan, "Kami sangat mengecam dan menolak pernyataan yang tidak berdasar dan melanggar batas, yang disampaikan oleh Avigdor Lieberman dan diterbitkan oleh pers Israel mengenai perdana menteri kami."

Akankah, di bawah kepemimpinan AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan), Turki memasuki fase baru sebagai "lawan" Israel setelah sebelumnya memiliki sejarah panjang kerja sama dengan negara Zionis tersebut, bahkan sejak tahun 1949 sebagai negara pertama yang mengakui eksistensinya?[AN]

Berita Islami :


Situs auto followers Twitter GRATIS tanpa SPAM! Klik mughunsa.blogspot.com. Dapatkan ribuan followers untuk akun Twitter Anda, cocok buat menaikan popularitas maupun menambah jualan online Anda!

0 Response to "Menanti Fase Baru Hubungan Turki - Israel"

Posting Komentar